Rabu, 02 September 2009

Sepatu


Beberapa waktu yang lalu ketika sedang berjalan-jalan dengan teman-teman ke luar kota,
kebetulan kami melewati sebuah toko sepatu. Iseng-iseng kami masuk sambil menunggu
teman-teman lain yang masih di belakang.

Tiba-tiba mataku tertuju pada sebuah sepatu cantik yg sangat menarik. Harganya pun murah,
hanya 20 euro. Kebetulan juga, alas sepatuku sudah hampir robek. Akhirnya aku beli sepatu cantik itu,
dan langsung memakainya. Alhamdulillah, sepatu ini mempermudah langkahku.

Beberapa hari yang lalu, ketika menemani teman ke toko sepatu, terlihat lagi sepatu cantik
lainnya. warnanya hitam abu-abu, sungguh manis. harganya pun masih murah, sama seperti sepatu
yg kubeli bbrp waktu yg lalu. Hanya saja, kali ini sepatu yg kupakai tidak sedang rusak atau robek.
Terbersit keinginan membelinya hanya karena warnanya yg cocok dengan baju yg itu, atau dengan tas
yg anu....

Tapi entah kenapa, tiba2 ada suara hati yg menjerit...mengingatkan diriku, bahwa di suatu sudut di sana,
ada orang-orang miskin yang untuk berbuka puasa saja sulit. Hanya minum seteguk air dan makan seadanya. Atau bahkan tidak makan sama sekali.

Uang yang sedikit ini, jika dikonversikan ke rupiah, akan sangat berarti bagi mereka. bisa untuk membeli daging, ayam, sayuran dan nasi. Apakah pantas harga makanan mereka hanya untuk kuinjak-injak?
Toh aku masih bisa berjalan tanpa sepatu itu. Sungguh malam itu aku tidak bisa tidur. Di antara keinginan untuk memilikinya, dan kesadaran bahwa di dalam hartaku, ada hak orang-orang miskin di dalamnya.
Astaghfirullah...maafkan aku, Ya Allah...telah melupakan janjiku.
Terima kasih ya Allah, mengingatkanku kembali....( dengan sakit ini)


Marburg, den 02.Sept 09

"Sesungguhnya di dalam hartamu, ada hak orang-orang miskin di dalamnya" (kutipan)

Selasa, 31 Maret 2009

Barakallahu laka


Bertumbuhlah dan berkembanglah
kau semakin membesar...
Usiamu semakin bertambah,
kau pun bertambah bijak pula
Mencoba mengerti keadaan,
kau tersenyum
Mencoba mengerti diriku,
kau tak menangis
Mencoba menerma yang terjadi,
kau coba bahagia dengan apa yang ada
Bukan hanya sekarang, saat ini
Sejak dulu, lagi.

Sejak lahirmu, tak pernah menyusahkan
yang ada hanya kebahagiaan
meski dalam kesusahan, sekalipun
Atau kesulitan, apa pun
Hadirmu menceriakan
Menggenapkan kesempurnaan
Tetaplah seperti itu, Nak!
Sampai kapanpun, nanti
Karena kau diberkahi, Insya Allah
Sebelum lahirmu, kau diberkahi
Barakallah..
Saat lahirmu kau diberkahi,
barakallah..
Setelah lahirmu pun, kau diberkahi,
barakallah...
Inilah doa banyak orang untuk dirimu
Selamat Ulang Tahun, Nak!
Barakallahu laka....

Rindu


Tak kering jua air mata ini
walau slalu diusap
mengingatmu, selalu...

Dibalik senyumanku ada tangis perih,
merindukanmu, sayangku
Yang kutahu,
dibalik tawamu pun ada sedih
dan airmata...
yang kau tutupi dengan tawa riangmu
Tapi, aku tahu dalam isi hatimu
Karena kau buah hatiku..

31st March 2009
Selangor, Malaysia
fur: Mein Sohn, Ammar..
miss u so much :(((

Sabtu, 28 Maret 2009

Ruang Waktu


Dalam ruang waktu ini
terkurung aku
Ruang waktu ini
susunan cincin sumurkah?
Atau kerucut berlubang?
Tapi aku tak dapat melihat cahaya
Bahkan setitik di ujung sana

Gelap.
Sesak.
Aku mulai terjepit
terhimpit
Aku tak dapat bernafas dalam gelap
tercekik
tercekat
terkurung aku di sini
di ruang waktu ini

Aku Perlukan Waktu Sendiriku


Aku perlukan waktu sendiriku
Bergelut dalam diam dalam gelap
Aku perlukan waktu sendiriku
tersudut, meringkuk, menangis aku
Aku perlukan waktu sendiriku
dalam keheningan tanpa suara
Aku perlukan itu
untuk melihat jejak-jejak langkahku
Aku perlukan itu
untuk melihat rekaman lukisanku
Aku perlukan
untuk menata kembali
mengukur sudut langkahku
Aku perlukan
untuk menyusun kembali
lembar-lembar yang tercecer
dalam rekaman lukisanku...